Rote Ndao, NTT
Polemik rabat beton rasa sirtu di desa Nusakdale mengingatkan kembali kisah adam, hawa dan ular di taman Eden. Kala itu Adam menyalahkan Hawa, kemudian Hawa menuding Ular dan akhirnya mereka diusir.
Rabat Beton yang diduga dikerjakan asal jadi itu kini jadi bola liar yang tak bertuan.
Penjabat Kepala Desa Nusakdale, Roni Thobias, Saat dikonfirmasi awak media, Minggu (7/9/2025) membenarkan bahwa Rabat Beton yang menghabiskan anggaran Rp53.984.360 dari Dana Desa Nusakdale, sangat buruk hasilnya dan tidak sesuai spesifikasi.
“Selama pekerjaan berjalan saya sudah mengecek, sehingga perintah secara lisan saya sudah sampaikan untuk perbaikan,” ujar Roni.
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya sudah sering memberikan teguran kepada PKA namun tidak diindahkan.
Menurut Roni, bukan sekali dirinya memberikan peringatan, tetapi saat rapat staf di kantor desa juga sudah memberikan perintah untuk dikerjakan sesuai spesifikasi.
“Saya juga sudah perintahkan lagi untuk kerja sesuai dengan spesifikasi karna menurut saya hasil pekerjaan tidak sesuai spesifikasi,” jelas Roni.
Namun, lagi – lagi perintah tersebut diabaikan dan pekerjaan rabat jauh panggang dari api.
Setelah buruknya kualitas rabat viral di medsos pasca monitoring oleh BPD, Pj Kades langsung mengeluarkan surat teguran kepada PKA.
“Kemarin tanggal 5 saya harus memberikan teguran kepada PKA sebagai pelaksana Kegiatan sekaligus memerintahkan untuk segera melaksanakan perbaikan,” tandas Roni.
Kades berkilah, iika pekerjaan proyek rabat beton yang bersumber dari dana desa itu bukan menjadi tanggung jawabnya karena belum diserahterimakan dari PKA kepadanya.
“PKA yang harus bertanggung jawab penuh,” pungkas Roni.
Untuk diketahui, “rabat betol gagal” tersebut juga dikerjakan oleh seorang petugas PPHP selaku tukang.
Penulis : Roman Malelak