Rote Ndao, NTT
Proyek pembangunan jalan rabat beton di Dusun Meakoen, Desa Nusakdale, Kecamatan Pantai Baru, Kabuoaten Rote Ndao, yang menghabiskan dana Rp.53.984.360, sangat memperihatinkan dan terkesan dikerjakan dikerjakan adal jadi.
Jalan sepanjang 50 meter itu, seharusnya keras karena terbuat dari campuran beton, namun faktanya jalan yang baru selesai dikerjakan itu lebih layak disebut jalan sirtu karena konstruksinya sangat rapuh.
Kondisi memperihatinkan itu tidak hanya terjadi di titik – titik tertentu tetapi nyaris terjadi di seluruh rua jalan yang baru dikerjakan itu.

Ketua dan anggota BPD desa Nusakdale saat melakukan pemeriksaan pada Rabu (3/9/2025) begitu murka melihat kondisi jalan rabat beton tersebut.
“Jalan itu sangat tidak memenuhi syarat, saya korek pake kayu, bahkan pake jari saja terkelupas. Di atasnya campuran tetapi dibawahnya pasir saja, dan sangat tipis, tebalnya hanya sekitar 5 cm. tempat yang biasa aduk campuran dan ada sisa-sisa campuran itu saja masih lebih kuat,” ujar Ketua BPD desa Nusakdale, Bonik Saudale, kesal.
Bonik mengatakan jalan rabat yang dananya bersumber dari dana desa itu sangat tidak layak, sehingga pihaknya dengan tegas menolak jalan tersebut.
“Jalan itu sangat tidak layak. Tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan juga jauh dari spesifikasi yang ada di dalam perencanaan,” pungkas Bonik.
“Sesuai pantauan kami di lapangan, jalan tersebut harus dikerjakan ulang seluruhnya, tidak bisa tambal sulam. Ini kan bangun rabat beton baru, bukan rehab atau tambal lubang,” imbuhnya geram.
Bonik menduga ada niat yang tidak baik di balik pengerjaan jalan rabat beton Meakoen, sehingga sejak awal pelaksanaan pekerjaan jalan dan kegiatan lainnya, BPD tidak diberikan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar proyek jalan tersebut.
“Sejak awal tidak kasi kami RAB, pekerjaan sudah sekitar 90% rampung baru kasi kami RAB, tapi untuk gambar sampai hari ini tidak ada. Saya kecewa bercampur heran. Ada apa. Apakah ini (kerja tidak berkualitas) yang disembunyikam,” tandas Ketua BPD penuh tanya.
Lebih lanjut dijelaskan, BPD secepatnya akan bersurat ke kapala Desa untuk melakukan rapat bersama dan meminta pengerjaan ulang.
Senada, Petugas Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP), Danial Baleng, menjelaskan setelah pihaknya mendatangi lokasi proyek dan melakukan pemeriksaan maka disimpulkan bahwa jalan tersebut sangat tidak layak.
“Awal selesai kerja saya pergi cek dan saya korek pakai kaki juga terkelupas, jadi saya sudah minta untuk dikerjakan ulang, ternyata saat pemeriksaan bersama BPD kemarin masih belum memenuhi syarat,” jelas Danial.
Untuk itu, lanjut Danial, pihaknya menolak jalan tersebut karena telah menghabiskan banyak anggaran negara tetapi kondisinya sangat buruk.
Minta APH Turun Tangan
Tidak hanya BPD dan PPHP, masyarakat desa Nusakdale juga sangat kecewa melihat kondisi jalan tersebut.
“Ini jalan rabat beton tetapi kenapa modelnya kayak jalan sirtu. Rabat beton itu tebalnya mknkmal 15 cm tapi yang ini sangat tipis dan kita liat di video yang beredar saat anggota BPD periksa, dibongkar pakai jari saja terkelupas semua, dan di bawahnya pasir kosongan,” ujar salah seorang warga yang enggan menyebut namanya.
Dia menduga dana pembangunan jalan tersebut disunat sehingga kualitas jalan sangat jauh dari yang diharapkan.
“Aparat penegak hukum segera turun tangan, jangan tidur saja tunggu laporan baru bergerak. Harus proaktif,” tutupnya.
Penulis : Roman Malelak